Horizon Zero Dawn
Game RPG "Horizon Zero Dawn
Tak cuma berkutat pada satu genre game, sudah jadi hal yang lumrah apabila sebuah developer kemudian bereksperimen untuk menggarap game dengan genre yang berbeda dari apa yang sudah pernah dilakukan di masa lalu. Inilah yang kemudian terjadi di dalam Guerilla Games.
Developer game asal Amsterdam, Belanda ini dikenal sebagai pembesut dari game shooter Killzone yang notabene tidak masuk dalam hitungan game terbaik yang pernah ada. Bukan berarti kami bilang game tersebut jelek. Hanya saja, Killzone, sebagai game shooter kurang mampu bersanding dengan game serupa semisal Battlefield atau Call of Duty.
Meski begitu, hal ini tidak menghalangi Sony untuk mempercayakan proyek penggarapan game eksklusif mereka ke Guerilla Games. Kesempatan ini pun tidak disia-siakan, karena Guerilla Games membuat game yang berbeda sangat jauh dari Killzone, yakni Horizon Zero Dawn.
Lalu apakah Horizon Zero Dawn mampu mengangkat derajat Guerilla Games itu sendiri?
Horizon Zero Dawn mengisahkan perjalanan seorang gadis bernama Aloy. Meski demikian, kisah perjalanan yang dialami oleh Aloy dalam game sebenarnya cukup membuat terharu siapapun yang memainkannya.
Hal ini karena Aloy, sedari kecil hidup tanpa seorang ayah dan ibu. Bagi kehidupan normal atau di keseharian kita mungkin tidak begitu masalah. Namun, di dalam dunia yang ditempati oleh Aloy, terutama di kalangan sukunya hal ini menjadi masalah yang sangat besar.
Suku tempat Aloy tinggal, yakni Norma, sangat menjunjung tinggi derajat wanita. Kaum Hawa dalam kelompok suku tempat Aloy hadir menempati posisi yang tinggi atau dalam ilmu sosial dikenal dengan istilah matriarki. Karenanya, lahir tanpa seorang ibu dianggap sebagai sesuatu yang hina di antara kalangan sukunya.
Alhasil, Aloy pun dikucilkan, dihina, dan parahnya lagi tak boleh menginjakkan kaki ke desanya. Meski begitu, Aloy tidak sendirian. Beruntung ia ditemani oleh seorang pria yang menjadi mentor dalam hidupnya, bernama Rost.
Hal ini karena Aloy, sedari kecil hidup tanpa seorang ayah dan ibu. Bagi kehidupan normal atau di keseharian kita mungkin tidak begitu masalah. Namun, di dalam dunia yang ditempati oleh Aloy, terutama di kalangan sukunya hal ini menjadi masalah yang sangat besar.
Suku tempat Aloy tinggal, yakni Norma, sangat menjunjung tinggi derajat wanita. Kaum Hawa dalam kelompok suku tempat Aloy hadir menempati posisi yang tinggi atau dalam ilmu sosial dikenal dengan istilah matriarki. Karenanya, lahir tanpa seorang ibu dianggap sebagai sesuatu yang hina di antara kalangan sukunya.
Alhasil, Aloy pun dikucilkan, dihina, dan parahnya lagi tak boleh menginjakkan kaki ke desanya. Meski begitu, Aloy tidak sendirian. Beruntung ia ditemani oleh seorang pria yang menjadi mentor dalam hidupnya, bernama Rost.
Sebagai seorang pelindung, Rost banyak mengajarkan hal kepada Aloy, mulai dari berburu, hingga bertahan hidup di tengah dunia yang diisi oleh mesin-mesin berbentuk hewan. Tak hanya berkeal panah, Aloy kecil juga mendapatkan alat bernama Focus.
Focus ini mirip dengan Google Glass atau mungkin alat yang dipakai oleh bangsa Saiyan. Dengan Fokus, Aloy mendapatkan berbagai macam informasi, mulai dari titik lemah binatang mesin, sampai informasi terkait apa yang terjadi di masa lalu.
Lantas bagaiamana dengan nasib Aloy? Apakah Aloy yang beranjak besar bisa diterima eksistensinya di suku? Dari mana mesin-mesin buas itu berasal? Jawabannya bisa Anda ketahui bila memainkannya
Focus ini mirip dengan Google Glass atau mungkin alat yang dipakai oleh bangsa Saiyan. Dengan Fokus, Aloy mendapatkan berbagai macam informasi, mulai dari titik lemah binatang mesin, sampai informasi terkait apa yang terjadi di masa lalu.
Lantas bagaiamana dengan nasib Aloy? Apakah Aloy yang beranjak besar bisa diterima eksistensinya di suku? Dari mana mesin-mesin buas itu berasal? Jawabannya bisa Anda ketahui bila memainkannya
Komentar
Posting Komentar